Senin, 01 September 2008

Dear my fairly
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Ba’da tahmid wa shalawat.
Titian detik yang tlah kau lalui, menggiringmu pada jalanan ini. Inilah yang mesti kau tempuh walau harus membisu di balik peluh. Warna-warni dunia ini, kini kian pelik merasuki diri. Diriku begitu mengerti, impianmu yang belum jua pasti. Memang jalanan ini sarat akan misteri. Setinggi bintang yang coba kau rengkuh, tak kan kau biarkan membuatmu terbelenggu rapuh.
Wahai bidadariku, biaskanlah magnetisme quanta jiwa dalam kepakkan sayap-sayap kecilmu. Hempaskan semua mimpi-mimpi semu. Teruslah melaju, tapi jagalah kelembutan belaian kalbu. Biarlah kubantu basuh luka lalumu dengan susu dan madu agar logikamu tak lagi rancu hingga bintang itu dalam genggamanmu.
Gradasi maya dan relita kau untai selaksa mutiara. Sanksi yang menghantui diri kau tepis dengan uluman manis Tersirat di balik mata bahwa asa di ujung cakrawala ingin kau tempuh dengan kecepatan cahaya. Maka ijinkan ku bersua dan bersama mewujudkannya. Tak dapat kau pungkiri, dirimu yang mulai jemu dengan beribu pinta itu. Namun itulah…yach…itulah jalanmu untuk meniti mimpi demi mimpi agar mimpi tak sebatas mimpi.
Terkadang bimbang memang membayang. Tapi jangan biarkan cahayamu yang terpancar memudar dalam kelam penuh nanar. Jadilah seindah aurora, seharum kesturi di surga, selembut keihlasan cinta, seterang Spica di galaksi kita, Ingatlah, janji Illahi tak kan pernah terpungkiri. Wujudkan mimpimu, wahai bidadariku!
Nuun wal qalami wamaa yasturun
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bantul, 1 September 2008
From Your Self
Lathifah Al Hakimi

Tidak ada komentar: